KATA PENGANTAR
Syukur
Alhamdulillah penulis ucapkan kehadhirat Allah SWT yang memberikan kesehatan
jasmani dan rohani petunjuk serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan judul “Keterampilan
Dasar Praktik Klinik Kebidanan II Dengan Tindakan mengukur tekanan darah Pada
Penderita Dehidrasi di Ruang THT RSUD dr. Fauziah Bireuen”.
Shalawat beriring salam untuk Nabi besar Muhammad SAW sebagai penyampaian
risalah Allah yang telah berhasil membawa umat dari lembah kehinaan Akhlak dan
kehampaan ilmu pengetahuan ke alam yang bermoral dan dengan ilmu pengetahuan
yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah.
Ucapan terimakasih penulis yang tak terhingga kepada dosen pengampuh yang
telah banyak membantu, mendidikan dan memberikan motivasi kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Sebagai hamba Allah yang tidak banyak memiliki kelebihan, penulis
menyadari bahwa penyusunan tugas ini masih banyak kekurangannya, sehingga
penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tugas ini di masa yang akan datang. Kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan jasanya, penulis hanya dapat mendo’akan semoga
Allah memberikan pahala yang berlipat ganda.
Bireuen,
16 Juli 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Halaman
Pengesahan........................................................................... i
Kata pengantar..................................................................................... ii
Daftar isi.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................... 1
1.1.
Latar Belakang.......................................................... 1
1.2.
Tujuan Penulisan....................................................... 1
BAB II TINJAUAN
TEORITIS.................................................. 2
2.1.
Pengertian................................................................. 2
2.2.
Etiologi..................................................................... 2
2.3.
Klasifikasi................................................................. 2
2.4.
Komplikasi................................................................ 3
BAB III TINJAUAN
KASUS...................................................... 5
3.1.
Pengkajian................................................................. 5
3.2.
Tindakan pengukuran
tekanan darah........................ 8
BAB IV PENUTUP....................................................................... 7
4.1.
Kesimpulan.............................................................. 7
4.2. Saran
........................................................................ 7
Daftar Pustaka..................................................................................... 8
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR
BELAKANG
Kekurangan
volume cairan terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang
sama ketika mereka berada dalam cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit
serum terhadap air tetap sama. Hal ini seharusnya tidak dikacaukan dengan
istilah dehidrasi yang mengacu pada semata-mata hilangnya air dengan
peningkatan kadar natrium serum FVD mungkin timbul sendiri atau dalam kombinasi
dengan ketidakseimbangan yang lain kecuali ketidakseimbangan yang timbul
bersama, sama konsentrasi elektrolit serum tetap tidak berubah.
Kekurangan
volume cairan terjadi akibat hilngnya cairan tubuh dan lebih cepat terjadi jika
disatukan dengan penurunan masukan cairan FVD mungkin terjadi semata-mata
akibat masukan yang tidak adekuat jika penurunan masukan berlangsung lama.
Kekurangan cairan yang tidak normal bisa terjadi akibat muntah-muntah, diare,
berkeringat dan penurunan masukan seperti pada adanya mual atau ketidakmampuan
untuk memperoleh cairan.
Banyak
masalah yang mungkin terjadi akibat kurangnya cairan adalah intake yang
berkurang dan output yang berlebihan yang berupa muntah, diare, perdarahan.
dalam hal ini peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan
yang tepat untuk mengatasi masalah kekurngan volume cairan. Maka dari itu kami
membuat asuhan keperawatan tentnag dehidrasi yang kelihatannya sepele padahal
sangat berbahaya
1.2. TUJUAN
PENULISAN
Adapun tujuan dalam pembuatan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui
gambaran secara umum tentang dehidrasi yang meliputi pengertian, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik dan penatalaksanaan.
2. Mengetahui
konsep asuhan keperawatan pada pasien dehidrasi.
3. Mengetahui
permasalahan yang timbul pada pasien dehididrasi dalam penatalaksanaan asuhan
keperawatan.
BAB
II
TINJAUAN
TEORITIS
2.1. PENGERTIAN
Dehidrasi adalah berkurangnya
cairan tubuh total, dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium
(dehidrasi hipertonik), atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama
(dehidrasi isotonik), atau hilangnya natrium lebih banyak daripada air
(dehidrasi hipotonik). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan tingginya kadar
natrium serum (lebih dari 145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum
(lebih dari 285 mosmol/liter). Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya
kadar natrium serum (135 – 145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270 – 285
mosmol/liter). Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium
serum (kurang dari 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270
mosmol/liter).
2.2. ETIOLOGI
1.
Rasa haus untuk
meningkatkan pemasukan cairan
2.
Penurunan
produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang keluar.
3.
Air seni akan
tampak lebih pekat dan berwarna gelap.
2.3. KLASIFIKASI
Berdasarkan
klasifikasi dehidrasi WHO, maka
dehidrasi dibagi tiga menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat :
1. Dehidrasi
Ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan)Gejala :
-
Muka memerah
-
Rasa sangat haus
-
Kulit kering dan pecah-pecah
-
Volume urine berkurang dengan warna
lebih gelap dari biasanya
-
Pusing dan lemah
-
Kram otot terutama pada kaki dan
tangan
-
Kelenjar air mata berkurang
kelembabannya
-
Sering mengantuk
-
Mulut dan lidah kering dan air liur
berkurang.
2. Dehidrasi
Sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan)Gejala:
-
Gelisah, cengeng
-
Kehausan
-
Mata cekung
-
Kulit keriput, misalnya kita cubit
kulit dinding perut, kulit tidak segera kembali keposisi semula.
-
Tekanan darah menurun
-
Pingsan
-
Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki,
perut, dan punggung
-
Kejang
-
Perut kembung
-
Gagal jantung
-
Ubun-ubun cekung
-
Denyut nadi cepat dan lemah
2.4. FISIOLOGI
Komponen tunggal terbesar dlam tubuh adalah air.Air adalah
pelarut bagi semua zat terlarut dalm tubuh baik dalm suspensi maupun
larutan.Air tubuh total (total water body/TBW) (yaitu persentase dari berat
tubuh total yang tersusun atas air) jumlahnya bervariasi sesuai dengan jenis
kelamin,umur,dan kandungan lemak dalam tubuh.Air membentuk sekitar 60% berat
badan seorang pria dan sekitar 50% berat badan wanita.Pada orang tua TBW
menyusun sekitar 45% sampai 50% berat badan (Narins,1994).Lemak pada dasranya
bebas air,sehingga lemak yang makin sedikit akan mengakibatkan tingginya
persentase air dari berat badan orang itu.Sebaliknya jaringan otot memiliki
kandungan air yang tinggi.Oleh karena itu dibandingkan dengan orang kurus,orang
gemuk mempunyai TBW yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan berat
badannya.Wanita umumnya secara proporsional mempunyai lebih banyak lemak dan
lebih sedikit otot jika dibandingkan dengan pria,sehingga jumlah TBW juga lebih
sedikit dibandingkan dengan berat badannya.
Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi dari
satu bagian dengan bagian lainnya,dan dalma keadaan sehat mereka harus berada
pada bagian yang tepat dan dalam jumlah yang tepat.Kation utama pada cairan
ekstraseluler dalah Na+ ,dan anion utamanya adalah Cl- dan
HCO3-
2.5. KOMPLIKASI
Dehidrasi adalah umum diantara
pasien-pasien dewasa dengan diare akut yang mempunyai jumlah-jumlah feces yang
besar, terutama ketika pemasukan dari cairan dibatasi oleh kelesuan atau
dihubungkan dengan mual dan muntah. Adalah juga umum pada bayi-bayi dan
anak-anak muda yang mengembangkan viral gastroenteritis atau infeksi bakteri.
Meskipun jarang terjadi, komplikasi
dehidrasi dapat terjadi disebabkan oleh infeksi rotavirus. Dehidrasi yang tidak
ditangani dengan baik dapat membahayakan bagi anak. Rotavirus adalah virus yang
sering menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi saluran pencernaan) pada anak,
yang ditandai dengan muntah, diare, demam, dan nyeri perut.
Dehidrasi merupakan keadaan yang
paling berbahaya karena dapat menyebabkan penurunan volume darah (hipovolemia)
sampai kematian bila tidak ditangani dengan tepat.
Dehidrasi sedang jarang menimbulkan
komplikasi selama cairan yang hilang cepat digantikan. Kasus lainnya dapat
mengancam jiwa, terutama pada individu yang masih sangat muda atau sudah tua.
Pada keadaan yang gawat, cairan atau elektrolit dapat diberikan secara
intravena.
Pasien-pasien dengan dehidrasi yang ringan mungkin megalami
hanya dahaga atau mulut yang kering. Dehidrasi yang sedang sampai parah mungkin
menyebabkan orthostatic hypotension
dengan syncope (pingsan waktu berdiri yang disebabkan volume darah yang
berkurang, yang menyebabkan kejatuhan dari tekanan darah waktu berdiri), hasil
urin yang berkurang, kelemahan yang parah, shock, gagal ginjal, kebingungan, acidosis (terlalu banyak asam dalam
darah), dan koma.
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
3.1. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama :
Ny. N
Umur :
35 Tahun
Jenis Kelamin :
Perempuan
Agama :
Islam
Alamat :
Jangka Alue
Penanggung Jawab : Tn.
Muhammad
Alamat :
Jangka Alue
Hubungan Keluarga :
Suami
2. Riwayat Kesehatan Pasien
Keluhan Utama : - Ibu mengatakan
mencret lebih dari 10 kali dalam satu hari
-
Demam
-
Muntah
Diagnosa
: Dehidrasi
3. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah :
107/57 mmHg
Nadi :
80x/i
Pernafasan :
23x/i
Temperatur suhu :
38 oC
3.2. TINDAKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH
Mengukur Tekanan darah melalui permukaan dinding arteri
dengan tujuan untuk mengetahui tekanan darah pasien.
Persiapan
:
1.
Alat ; Tensimeter, stetoskop,
2.
Pasien diberitahu tentang tindakan
yang akan dilakukan
3.
Posisi pasien duduk atau berbaring
Pelaksanaan
:
1. Lengan baju digulung ke atas atau
dibuka
2. Manset tensimeter dipasang pada
lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan
3. Manset dipasang tidak terlalu kuat
atau terlalu longgar
4. Denyut arteri brachialis diraba,
lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut.
5. Sekrup pada balon karet ditutup dan
selanjutnya balon dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air
raksa atau jarum bergerak naik
6. Sekrup balon dibuka perlahan-lahan
sehingga air raksa atau jarum bergerak turun secara perlahan dan sambil
memperhatikan turunnya air raksa/jarum, dengarkan bunyidenyutan pertama.
7. Skala permukaan air raksa atau jarum
pada waktu terdengar denyut pertama disebut tekanan sistole
8. Dengarkan terus sampai denyutan yang
terakhir. Skala pada air raksa atau jarum pada saat denyutan terakhir disebut
tekanan diastole
9. Pencatatan dilakukan dengan cara
sebagai berikut , sistole diatas dan diastole dibawah mis; 120/80 mmHg.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
-
Memasang manset herus tepat diatas permukaan dinding arteri
-
Menempelkan stetoskop harus benar-benar tepat
-
Pada anak-anak digunakan manset khusus
BAB
IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Mengukur Tekanan darah melalui
permukaan dinding arteri dengan tujuan untuk mengetahui tekanan darah pasien.
Setelah dilakukan pengukuran tekanan darah pada pasien, pasien mengalami
tekanan darah yang normal yaitu 120/80 mmHg.
Dengan demikian pasien dinyatakan
sudah membaik, dan mempunyai banyak perkembangan.
4.2. SARAN
1. Diharapkan praktikan menggunakan
secara hati-hati Spygmomanometer yang dipakai untuk mengukur tekanan darah.
2. Diharapkan praktikan juga teliti
mendengar bunyi sistol dan diastol.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2011.”Dehidrasi
dan Rencana Terapi.http://bukujaga.com/dehidrasi-dan-rencana-terapi.html diakses tanggal 23 Mei 2012
Carpenito, Lynda Juall. 1997. Diagnosa
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
jakarta : EGC.
Ignatavicus, Donna D. Bayne, Marylin
Varner. 1991. Medical Surgical Nursing, WB Saunders Company Inc.
Prince, Sylive A. 1994. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Smeltzer, Suzzone, C. 2001. Keperawatan
Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Tarwoto. 2003. Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : Salemba Merdeka.